Sebelum dilempar dari ketinggian 15 meter ke kain dibawahnya, bayi-bayi yang belum genap berusia 2 tahun ini diguncang-guncangkan dulu badannya. Ada yang menangis, ada yang tegang, tapi semuanya selamat saat dilempar.
India memang terkenal dengan banyak ritual, namun ritual menjatuhkan bayi dari atas balkon merupakan yang paling aneh. Mengayun, mengguncang-guncang dan melemparkan bayi dari atas balkon merupakan acara tahunan yang sudah dilakukan sejak 700 tahun lalu, yang dipercaya dapat membuat tubuh bayi kuat, sehat dan panjang umur.
Pada saat melakukan ritual, sang bayi yang belum genap berusia 2 tahun akan diangkat di atas balkon, dipegang kaki dan tangannya, tampak seperti memegang keranjang, kemudian diayun-ayunkan ke udara. Lihat link disini. Yang mengejutkan, bayi kemudian dijatuhkan dari balkon dengan ketinggian sekitar 15 meter.
Di bawah balkon, sudah ada 14 hingga 15 orang yang menunggu sambil menyerukan nyanyian berupa puji-pujian kepada Tuhan. Bayi terlihat menjerit dan meratap, tapi tepat dibawahnya sekelompok orang tersebut menunggu dengan memegang kain selimut.
Setelah memantul di atas selimut, bayi ditangkap oleh seorang pria dan diserahkan kepada ibunya. Dibutuhkan beberapa menit sebelum bayi bisa pulih dari guncangan.
Ritual ini masih banyak dilakukan di desa Harangal, Parbhani, India. Ratusan orang telah menjadikan ini acara tahunan, yang diduga telah diikuti oleh umat Hindu dan Muslim di India selama 700 tahun.
Dengan angka kematian anak yang tinggi, terutama di daerah pedesaan India, banyak orang memakai ritual ini untuk memastikan kesehatan anaknya. Selain itu, ritual ini juga diyakini akan membuat anak panjang umur, kuat serta membawa kesejahteraan bagi keluarga.
"Ini menunjukkan kegagalan dari pemerintah daerah untuk mencegah praktik ini dan menciptakan kesadaran tentang kesadaran anak. Ini juga merupakan refleksi dari kurangnya akses ke pelayanan kesehatan, yang memaksa orang untuk berperilaku dengan cara yang tidak rasional," jelas Ranjana Kumari, seorang aktivis hak-hak sipil di New Delhi, seperti dilansir Dailymail, Selasa (10/4/2012).
Ritual ini sebenarnya sudah dilarang pada tahun 2011. Namun penduduk setempat cukup gigih dalam keyakinannya dan terlepas dari semua keributan yang dibesarkan oleh aktivis hak asasi manusia.
Upacara tahun ini masih dilakukan seperti biasa. Ritual terbaru digelar pekan lalu di kuil Digameshwara di desa Nagrala, Karnataka, India, dilansir odditycentral.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar