Begitu sensitifnya kondisi fisik bayi ketika baru dilahirkan, penggunaan gurita dan bedong harus ekstra hati-hati. Terlalu kencang mengenakan bedong dan gurita pada bayi yang baru lahir membahayakan si buah hati karena bisa bikin sesak nafas.
"Bayi baru lahir sangat seensitif terhadap penyakit oleh karena itu penanganan yang tepat sangat diperlukan," kata Dr Rosalina Dewi Roeslani Sp.A (K), dokter spesialis anak dari divisi Parinatologi Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo ( RSCM) Jakarta di Hotel Indonesia Kempinski Ballroom A , Jl MH Thamrin, Jakarta Pusat pada selasa (13/3/2012).Rosalina menyebutkan, bayi yang baru lahir masih tergantung pada pernafasan perut dibandingkan pernapasan dada. Ketika perut diikat dengan bedong dan gurita, maka bayi kesulitan bernafas. Bayi juga akan sulit untuk mencoba menggerakkan tangan mereka secara alami, bahkan dapat mengganggu syaraf motorik.
Selain itu, pemakaian gurita membuat lambung si bayi tertekan. Bila dalam keadaan seperti itu si bayi dipaksakan minum, maka cairannya akan tertekan.
Hal lain yang paling sering bikin bayi muntah ialah posisi menyusui. Sering ibu menyusui sambil tiduran dengan posisi miring sementara si bayi tidur telentang. Akibatnya, cairan tersebut tidak masuk ke saluran pencernaan, tapi ke saluran nafas. Bayi pun muntah. Karena itu, kalau menyusui, posisi bayi dimiringkan. Kepalanya lebih tinggi dari kaki sehingga membentuk sudut 45 derajat. Jadi cairan yang masuk bisa turun ke bawah.
Untuk bayi yang menyusu dari botol, pemakaian bentuk dot juga berpengaruh pada muntah. Jika si bayi suka dot besar lalu diberi dot kecil, ia akan malas mengisap karena lama. Akibatnya susu tetap keluar dari dot dan memenuhi mulut si bayi. Hal ini bisa membuat bayi tersedak yang lalu muntah. Sebaliknya bayi yang suka dot kecil diberi dot besar akan refleks muntah karena ada benda asing
Tidak ada komentar:
Posting Komentar